Jadwal solat

Wednesday, March 16, 2011

Semangat Evaluasi

Unek-unek yang ada dihati maupun pikiran sebaiknya kita keluarkan, bukan dengan cara hipnotis ala uya kuya. Tapi dengan cara yang lebih sederhana, lebih aman, dan lebih indah karena tidak ada si ciripa.hehe Cara yang dimaksud adalah dengan curhat - curahan hati... Bagi sebagaian orang, curhat ini sangat-sangat susah dan tidak biasa dilakukan. Karena sebagian orang tadi lebih nyaman untuk memendam perasaan maupun unek-uneknya sendiri. Seperti halnya si mas Bro ini, masih ingatkah dengan cerita mas bro dan mas Boy sebelumnya. Kalau sudah lupa atau bahkan belum sempat membacanya, silahkan dibuka saja note sebelumnya. Insya Alloh belum dihapus... :)

Tanpa berlama-lama, mari kita mulai membaca note ini dengan bacaan basmalah bersama-sama. Bismillahirrohmanirrohim
Pagi yang indah, pagi yang luar biasa, pagi yang menakjubkan. Salah satu nikmat yang luar biasa adalah diberi kesehatan dan diberi kesempatan untuk melihat kembali pagi.... Aku mengawali pagi ini dengan semangat evaluasi,... hmmm semangat evaluasi?? Mari kita simak,...

Di ruang tamu kosan, Aku dan Boy duduk di kursi depan televisi....

“Entah kenapa aku ingin curhat kepadamu Boy,” kataku mengawali

“Tidak biasanya kamu sperti itu Bro. Bertahun-tahun aku berteman denganmu, tidak pernah kamu bilang ingin curhat kepadaku. Bukankah kamu tidak suka curhat?”, tanya Boy

“Ya Boy, aku tidak suka curhat, introvert. Aku idealis. Aku aneh.”

“Eits, jangan bilang kamu aneh Bro. Tidak ada yang aneh denganmu.” Boy mencoba menenangkan

Dengan suara yang agak tinggi dan mimik wajah heran, Aku berkata : “Tidak ada yang aneh denganku?? Kamu tidak merasa ada yang aneh dengan sikapku akhir-akhir ini??”

“Tidak Bro. Biasa saja menurutku. Kuliah berangkat duluan, pulang kuliah sore, pas pulang pasti membawa makan siangmu ke kosan, setelah makan siang kamu pergi lagi dengan membawa tas gendong hitam yang gk ganti-ganti. Aku tidak tahu apa yang kamu lakukan setelah selsesai kuliah di kampus dan aku juga tidak tahu kenapa malam atau sorenya kamu pergi lagi. Entah pergi kemana dan apa yang kau kerjakan aku benar-benar tidak tahu. Jadi menurutku tidak ada yang aneh dengan sikapmu akhir-akhir ini. Biasa saja,...” Boy menjawabnya tenang

“Ternyata Kamu memperhatikanku juga Boy tapi banyak hal yang tidak kau ketahui tentang diriku. Tanpa kusadari, semakin tebal saja barier yang aku ciptakan dengan lingkunganku. Itu asalan dasar kenapa aku merasa aneh. Kamu sudah ku anggap teman terbaiku, sahabatku dan orang terdekat setelah keluargaku Boy. Sebagai evaluasi untukku, maukah kamu memberikan penilaianmu tentang aku yang kamu kenal?”

“Mmmmm,... aku sebenarnya tidak suka menilai orang lain, karena aku sendiri mungkin tidak lebih baik darimu. Tapi, khusus untuk hal ini dan demi kebaikan sahabatku aku rela tanggalkan prinsipku itu. Sebelumnya jangan marah ya Bro,.......... Aku hanya bisa menilaimu dari apa yang selama ini aku perhatikan dari sikapmu. Kamu kelihatan idealis orangnya, tapi saking idealisnya sampai-sampai kamu melupakan lingkunganmu. Contohnya seperti apa yang kamu lakukan setiap hari, apa-apa kamu melakukannya sendiri. Sehingga terkesan kamu itu egois dan hanya mementingkan urusanmu sendiri. Cobalah sedikit saja menghargai orang lain dengan mengesampingkan sikap idealismu itu. Komentarmu ke orang lain terkadang sangat-sangat pedas, mulutmu harimaumu Bro. Bukankah Rasulullah telah memberikan nasihat kepada kita untuk senantiasa menjaga lidah kita, karena hasil dari ucapan-ucapan lisan dapat mengantarkan manusia tersungkur ke neraka. Naudzubillah mindzalik....... Sekali lagi, tidak ada maksud apa-apa aku memberikan penilaian seperti ini kepadamu selain ingin Bro sahabatku menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih bermanfaat...........”

“Subhanalloh,... Terima kasih sudah membantu memberikan penilain untukku Boy. Aku tidak akan beralasan untuk sikap yang selama ini aku tunjukkan padamu, aku juga tidak ingin membenarkan tindakan yang selama ini aku lakukan.”

Boy menambahi : “Selaian penilaian dariku, sudah sepatutnya kamu juga menilai dirimu sendiri. Karena hanya Alloh dan kamu yang tahu kamu sebenar-benarnya. Orang lain sepertiku hanya tau luarnya saja...”

“Ya Bro. Kamu semakin dewasa. Ini yang ku suka darimu, kamu bisa menempatkan diri di segala kondisi. Selain playboy kamu bijaksana juga ternyata,hehehehe”

“Terima kasih. Tapi, jangan memuji seperti itu Bro. Pujian bisa saja membuat kita terbuai dan lupa diri dan terkadang orang memuji hanya sekadar basa-basi karena ada kepentingan lain yang disembunyikan. Tapi semoga tidak demikian dengan pujian yang kamu ucapkan kepadaku tadi,hehehehe”

“Mmm,... Sedikit basa basi juga Boy,hehehe”, aku jawab mencoba melucu

“Nah, nah, nah,.... terbukti ucapanku tadi, memuji untuk sekadar basa-basi...” Boy berkata dengan sedikit dongkol

“Bercanda Boy, bercanda,...”

“Wah wah wah, bener-bener kamu ini Bro. Walaupun bercanda-anmu itu garing tapi okelah untuk pemula. Aku beri nilai C alias cukup. Berusaha lebih keras lagi yak dan jangan lupa knowing is nothing, applying is everything. Jangan Cuma ngomong tapi bukti yang penting...”

“Ok Boy. Ok. Aku akan berusaha lebih keras dan lebih cerdas lagi. Terima kasih untuk jadi teman curhat perdanaku ini yak. Jujur Boy, sekarang aku merasa lebih lega.”

“Sama-sama. Aku juga merasa lebih lega sekarang,...”

“Kamu kok ikut-ikutan lega Boy??” Aku bertanya heran

“Iya Bro. Sebenarnya dari tadi aku ingin kent*t, tapi aku tahan gara-gara gk enak sama kamu. Dan baru aja aku keluarin tu kent*tnya.....hahahahahahahahahaha”

WAH DASAR KAMU BOY, PANTESAN BAU!!!!!! Argghghghhhh


Hahaha,
Kita akhiri dengan tertawa berjamaah
:p

No comments:

Post a Comment