Jadwal solat

Saturday, April 16, 2011

Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Dengan Anemia

Definisi
Anemia pada ibu hamil adalah kondisi ibu hamil dengan kadar haemoglobin (Hb) dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar Hb kurang dari 10,5 gr% pada trimester II, pada ibu yang tidak hamil adalah kurang dari 12 gr% (Saifudin, 2002).
Wanita hamil atau dalam masa nifas dinyatakan menderita anemia bila kadar hemoglobin di bawah 10 gr%. Perubahan fisiologis pada wanita hamil sering menyulitkan diagnosis dan penatalaksanaan penyakit-penyakit kelainan darah. Penurunan kadar Hb pada wanita sehat yang disebabkan ekspensi volume plasma yang lebih besar dari pada peningkatan volume sel darah merah dan hemoglobin terutama terjadi pada trimester ke dua (Manjoer, 2000).
Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut Hidremia atau Hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah. Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut: plasma 30%, sel darah 18% dan haemoglobin 19%. Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu. Secara fisiologis, pengenceran darah ini untuk membantu meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan (Wiknjosastro, 2002).

Etiologi
Secara umum, ada tiga penyebab anemia pada ibu hamil :
  1. Kehilangan darah secara kronis, sebagai dampak perdarahan kronis seperti pada penyakit ulkus peptikum, hemoroid, infestasi parasit dan proses keganasan.
  2. Asupan zat besi tidak cukup dan penyerapan tidak adekuat.
  3. Peningkatan kebutuhan akan zat besi untuk pembentukan sel darah merah yang lazim berlangsung pada masa pertumbuhan bayi, masa pubertas, masa kehamilan dan menyusui (Arisman, 2004).
Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi. Kebutuhan ibu selama kehamilan ialah 800 mg besi, diantaranya 300 mg untuk janin dan 500 mg untuk pertambahan eritrosit ibu. Dengan demikian ibu membutuhkan tambahan sekitar 2-3 mg besi/hari (Saifuddin, 2002).

Patofisiologi
Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester ke II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterem serta kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasenta, yang menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron (Sarwono, dkk. 2002).
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum tulang atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum-sum tulang dapt terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, inuasi tumor, atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi) pada kasus yang disebut terakhir, masalah dapat akibat efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal atau akibat beberapa factor diluar sel darah merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah. Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam system fagositik atau dalam system retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil samping proses ini bilirubin yang sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direpleksikan dengan meningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau kurang ; kadar 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera. Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit). Fungsi darah adalah membawa makanan dan oksigen ke seluruh organ tubuh. Jika suplai ini kurang, maka asupan oksigen pun akan kurang. Akibatnya dapat menghambat kerja organ-organ penting, Salah satunya otak. Otak terdiri dari 2,5 miliar sel bioneuron. Jika kapasitasnya kurang, maka otak akan seperti komputer yang memorinya lemah, lambat menangkap. Dan kalau sudah rusak, tidak bisa diperbaiki (Sarwono, dkk. 2002).

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang hilang
  • Transpalasi sel darah merah
  • Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi
  • Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah
  • Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen
  • Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada
  • Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.
Pengobatan (untuk pengobatan tergantung dari penyebabnya) :
  1. Anemia defisiensi besi : Mengatur makanan yang mengandung zat besi, usahakan makanan yang diberikan seperti ikan, daging, telur dan sayur. Pemberian preparat fe Perrosulfat 3x 200mg/hari/per oral sehabis makan Peroglukonat 3x 200 mg/hari /oral sehabis makan.
  2. Anemia pernisiosa : pemberian vitamin B12
  3. Anemia asam folat : asam folat 5 mg/hari/oral
  4. Anemia karena perdarahan : mengatasi perdarahan dan syok dengan pemberian cairan dan transfusi darah (Wasnidar, 2007).
Diagnosis
  1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang kurang
  2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen
  3. Perfusi jaringan tidak efektif berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen atau nutrien ke sel
  4. Risiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi dan neurologis
  5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan, mengingat atau tidak mengetahui sumber informasi
  6. Risiko infeksi berhubungan dengan pertahanan sekunder tidak adekuat (penurunan hemoglobin leucopenia, atau penurunan granulosit (respons inflamasi tertekan))

Downloads selengkapnya klik disini

No comments:

Post a Comment