Jadwal solat

Sunday, April 3, 2011

Asuhan Keperawatan Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA)

Definisi ISPA
ISPA merupakan infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari. Saluran pernapasan meliputi organ mulai dari hidung sampai gelembung paru, beserta organ-organ disekitarnya seperti sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru. ISPA meliputi saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah. Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan bersifat ringan, misalnya batuk pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik. Namun demikian jangan dianggap enteng, bila infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik dapat menyebabkan anak menderita pneumoni yang dapat berujung pada kematian.
Menurut Program Pemberantasan Penyakit (P2) ISPA, penyakit ISPA dibagi menjadi dua golongan yaitu pneumonia dan yang bukan pneumonia. Pneumonia dibedakan atas derajat beratnya penyakit yaitu pneumonia berat dan pneumonia tidak berat. Penyakit batuk pilek seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan napas bagian atas lainnya digolongkan sebagai bukan pneumonia.

Etiologi
Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan napas bagian atas ini ialah virus dan tidak dibutuhkan terapi antibiotik, faringitis oleh kuman Streptococcus golongan A b-hemolityc streptococus, staphylococus, haemophylus influenzae, clamydia trachomatis, mycoplasma dan pneumokokus. ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernapasannya. Kelainan pada sistem pernapasan terutama infeksi saluran pernapasan bagian atas dan bawah, asma dan ibro kistik, menempati bagian yang cukup besar pada area pediatri. Infeksi saluran pernapasan bagian atas terutama yang disebabkan oleh virus, sering terjadi pada semua golongan masyarakat pada bulan-bulan musim dingin.

Jenis - Jenis ISPA
Program Pemberantasan ISPA (P2 ISPA) mengklasifikasi ISPA sebagai berikut:
  1. Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada kedalam (chest indrawing)
  2. Pneumonia: ditandai secara klinis oleh adanya napas cepat.
  3. Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai demam, tanpa tarikan dinding dada kedalam, tanpa napas cepat. Rinofaringitis, faringitis dan tonsilitis tergolong bukan pneumonia
Tanda - Tanda Bahaya ISPA
Pada umumnya suatu penyakit saluran pernapasan dimulai dengan keluhan-keluhan dan gejala-gejala yang ringan. Dalam perjalanan penyakit mungkin gejala-gejala menjadi lebih berat dan bila semakin berat dapat jatuh dalam keadaan kegagalan pernapasan dan mungkin meninggal. Tanda-tanda bahaya dapat dilihat berdasarkan tanda-tanda klinis dan tanda-tanda laboratoris.
a. Tanda-tanda klinis ISPA
  • Pada sistem respiratorik adalah: tachypnea, napas tak teratur (apnea), retraksi dinding thorak, napas cuping hidung, cyanosis, suara napas lemah atau hilang, grunting expiratoir dan wheezing.
  • Pada sistem cardial adalah: tachycardia, bradycardiam, hypertensi, hypotensi dan cardiac arrest.
  • Pada sistem cerebral adalah : gelisah, mudah terangsang, sakit kepala, bingung, papil bendung, kejang dan coma.
  • Pada hal umum adalah : letih dan berkeringat banyak.
b. Tanda-tanda laboratoris ISPA
  • Dari uji laboratorium pada penyakit ISPA dijumpai hypoxemia, hypercapnia dan acydosis (metabolik dan atau respiratorik).

Penatalaksanaan Kasus ISPA
Penemuan dini penderita pneumonia dengan penatalaksanaan kasus yang benar merupakan strategi untuk mencapai dua dari tiga tujuan program (turunnya kematian karena pneumonia dan turunnya penggunaan antibiotik dan obat batuk yang kurang tepat pada pengobatan penyakit ISPA). Pedoman penatalaksanaan kasus ISPA akan memberikan petunjuk standar pengobatan penyakit ISPA yang akan berdampak mengurangi penggunaan antibiotik untuk kasus-kasus batuk pilek biasa, serta mengurangi penggunaan obat batuk yang kurang bermanfaat. Strategi penatalaksanaan kasus mencakup pula petunjuk tentang pemberian makanan dan minuman sebagai bagian dari tindakan penunjang yang penting bagi pederita ISPA. Penatalaksanaan ISPA meliputi langkah atau tindakan sebagai berikut :
  • Upaya pencegahan : Pencegahan dapat dilakukan dengan cara menjaga keadaan gizi agar tetap baik, immunisasi, menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan, mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA.
  • Pengobatan dan perawatan : Prinsip perawatan ISPA antara lain dengan cara menigkatkan istirahat minimal 8 jam per hari meningkatkan makanan bergizi, bila demam beri kompres dan banyak minum, bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan sapu tangan yang bersih, bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak terlalu ketat, bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila anak tersebut masih menyusu. Pengobatan pada penyakit ISPA dapat dilakukan dengan cara antara lain mengatasi panas (demam) dengan memberikan parasetamol atau dengan kompres, bayi dibawah 2 bulan dengan demam harus segera dirujuk. Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari. Cara pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan dosisnya, kemudian digerus dan diminumkan. Memberikan kompres, dengan menggunakan kain bersih, celupkan pada air (tidak perlu air es).

Referensi
Depkes RI. 1992. Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut. Jakarta. Direktorat Jenderal PPM dan PLP
Doenges, Marlyn. 1992. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawat Pasien. Jakarta : EGC
Mansjoer,Arif, dkk. 2001. Kapita Salekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius
Santosa, Budi. 2005-2006. Panduan Diagnosa Kep. NANDA 2005-2006. Prima Medika
Smelzert, Suzanne .C., dan Breda.G.Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah vol.2. Jakarta :EGC

No comments:

Post a Comment